Minggu, 20 Desember 2015

Perbedaan Otak Enstein dan Manusia Lain

Otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955. Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brilyen dalam dunia fisika dan matematika. Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 dalam usia 76 tahun. Dokter Thomas Harvey, sang patologis menyimpan otak Einstein setelah diotopsi, sebelum jenazah tersebut dikremasi. Sampai saat ini ada beberapa penelitian yang cukup menarik perhatian tentang otak Einstein tersebut.

Otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955. Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brilyen dalam dunia fisika dan matematika. Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 dalam usia 76 tahun. Dokter Thomas Harvey, sang patologis menyimpan otak Einstein setelah diotopsi, sebelum jenazah tersebut dikremasi. Sampai saat ini ada beberapa penelitian yang cukup menarik perhatian tentang otak Einstein tersebut.

Mengenai pengambilan otak dan pengawetan ini apakah mendapat izin dari yang bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: “Dia sangat menyetujui agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga dikremasikan”. Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat izin dari pihak keluarganya. izin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.

Otak Einstein yang baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun

Penelitian pertama dipublikasikan pada tahun 1985. Para peneliti coba menghitung sel saraf (neuron), dan sel penunjang (sel glia) di 4 bagian otak Einstein. Area 9 di korteks cerebri kiri dan kanan, dan area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan.

Area 9 merupakan bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya. Rasio antara sel saraf (neuron) dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia di usia 64 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding para pembandingnya, terutama pada area 39 kiri. Pada area 39 kiri, otak Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya.

Para peneliti berkesimpulan bahwa jumlah sel glia per neuron yang lebih besar tersebut berarti bahwa kebutuhan metabolik sel-sel saraf Einstein lebih tinggi. Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan ketrampilan konseptual yang lebih baik.

Publikasi kedua diterbitkan pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa, namun memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikirnya yang lebih baik.

Penelitian yang lain membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki yang lain (rata-rata usia 35 tahun). Otak Einstein memiliki celah (yang disebut sulcus) yang berbeda dengan otak yang lain di bagian parietal kanan dan kiri. Otak di bagian parietal terutama berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting kemampuan matematika dan berpikir rasional. Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi yang besar terhadap kemampuan matematika dan fisikanya yang menakjubkan.

Sejumlah tokoh ilmuwan, wartawan, dan orang biasa ramai mengunjungi rumah sakit. Mereka hanya ingin dekat dengan ”orang besar” untuk terakhir kalinya. Begitulah kisah yang diutarakan Michael Paterniti, penulis yang banyak melakukan penelitian tentang peristiwa kematian ”si genius” yang punya masalah bicara sampai berusia 3 tahun itu. Einstein terus memiliki masalah berbicara saat di sekolah dasar, dan masih tidak sepenuhnya fasih dalam berbahasa hingga usia 9 tahun.
Dalam tulisannya Paterniti menyebutkan bahwa kematian Einstein adalah kisah aneh yang melibatkan seorang genius, otaknya dicuri seorang ilmuwan nakal dengan ide gilanya. Walau belakangan disebutkan bahwa ide itu tidak begitu gila. ”Rasanya seperti kematian nabi dan peristiwa ini sedikit gila,” kata Paterniti.
Harvey yang melakukan autopsi pada Einstein memindahkan otak manusia genius itu untuk dia periksa. Lalu ide gila Harvey muncul.

Setelah proses autopsi, kata Paterniti, dia tidak mengembalikan otak tersebut ke dalam tengkorak Einstein. Malah Harvey menyimpannya di dalam botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ tubuh). Setelah itu Harvey dalam keadaan agak ragu pergi membawa botol tersebut. Otak dari tokoh fisika terbesar Abad 20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya.

Einstein akhirnya dikremasi. Pengambilan dan pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan. Sebab, pengambilannya disebutsebut tanpa izin dari keluarga Einstein.Tapi Harvey mengatakan bahwa anak Einstein yang bernama Hans Albert Einstein telah memberinya izin mengambil otak ayahnya. Sisanya keluarga Einstein menyangkal hal itu. Dalam biografi yang ditulis Ronald Clark (1971), Einstein mengatakan sangat setuju jika otaknya dipakai sebagai objek riset. Bahkan, Einstein meminta agar badannya dikremasi.

Namun apa yang ditulis Clark mendapat tentangan dari keluarga Einstein. Pengambilan otak tersebut belum mendapat izin dari pihak keluarga. Izin dari Hans baru diberikan setelah pengambilan dilakukan. Ini pun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berkualitas tinggi. Otak Einstein baru ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam botol batu yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun.

Harvey tidak sedikit pun berniat menjualnya. Karena itu dia menyimpannya dalam botol batu. Harvey menyebut sulit merawat otak yang diawetkan ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam rekan-rekannya. Kemudian Profesor Marion C Diamond, ahli anatomi otak dari Universitas California, Berkeley, memiliki gagasan untuk melakukan penelitian setelah melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat sebuah majalah ilmu pengetahuan.

Diamond butuh waktu tiga tahun hanya untuk membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi Harvey hanya memberikan empat irisan kecil dari otak ”si genius” itu. Diamond menghabiskan waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya. Otak Einstein mirip dengan otak orang kebanyakan. Bedanya, otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu.

Di bagian sebelah kiri otak sang genius ini ditemukan lebih banyak sel glia untuk setiap neuron (sel saraf) dibanding otak manusia normal. Faktor ini mungkin menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas. Kendati begitu Diamond tidak dapat memastikannya. Ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, berfungsi untuk berpikir dan mengatur kerja syaraf, sel glia (neuroglia) berfungsi menyediakan ”makanan” dan bertugas menunjang kerja sel neuron.

Dari hasil penelitian pertama yang dipublikasikan pada 1985 disebutkan, Diamond menghitung sel neuron dan sel glia di empat bagian otak Einstein, yakni di Area 9 pada korteks cerebri kiri dan kanan, dan Area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan. Area 9 adalah bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Adapun Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya.

Kemudian rasio antara neuron dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia pada usia 64 tahun. Hasil penelitian menunjukkan, rasio sel neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding beberapa otak yang dibandingkan dengan otaknya, terutama pada Area 39 kiri. Penjelasannya, pada area ini otak Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya. Dengan jumlah sel glia per neuron yang lebih besar kebutuhan metabolis sel-sel saraf Einstein lebih tinggi.

Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan keterampilan konseptual yang lebih baik. Lalu hasil penelitian kedua yang dipublikasikan pada 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa. Tapi otak Einstein memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikir Einstein lebih baik dibanding manusia biasa.

Penelitian lain juga membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki lain (rata-rata berusia 35 tahun). Otak Einstein memiliki celah (sulcus) yang berbeda dengan otak manusia biasa di bagian parietal kanan dan kiri. Otak di bagian parietal—terutama—berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting dalam kemampuan matematika dan berpikir rasional. Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi besar terhadap kemampuan matematika dan fisika Einstein yang menakjubkan itu.

Padahal, jika menelisik masa kecil Einstein dalam biografinya disebutkan bahwa dia harus berjuang di sekolah. Selama sekolah Einstein selalu menolak untuk memakai kaus kaki. Hal ini sudah menjadi rahasia umum. Kendati begitu, Einstein tetap menunjukkan kegeniusannya sejak kecil. Saat berusia 5 tahun, dia tertarik dengan kompas kantung milik ayahnya. Einstein terpaku dengan jarum kompas dan bertanya-tanya apa yang memberikannya kemampuan untuk selalu berayun ke arah yang benar.
Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang ”kosong” ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut. Dia kemudian menjelaskan pengalamannya dalam buku biografinya sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat.

Albert Einstein adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.

Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan genius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia. Pada tahun 1999, Einstein dinamakan “Tokoh Abad Ini” oleh majalah Time. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein. Rumus Einstein yang paling terkenal adalah E=mc².

1 komentar:

  1. The Casino Site | Lucky Club Live
    Lucky Club is the place luckyclub for all things your dreams come true, whether you are a gamer, a gambler, or a big poker player. Our site is proofing all your

    BalasHapus