Otak Albert
Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari
tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah
kematiannya pada tahun 1955. Otak ini menarik perhatian dunia karena
reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan
dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan
kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brilyen
dalam dunia fisika dan matematika. Albert Einstein meninggal pada
tanggal 18 April 1955 dalam usia 76 tahun. Dokter Thomas Harvey, sang
patologis menyimpan otak Einstein setelah diotopsi, sebelum jenazah
tersebut dikremasi. Sampai saat ini ada beberapa penelitian yang cukup
menarik perhatian tentang otak Einstein tersebut.
Mengenai
pengambilan otak dan pengawetan ini apakah mendapat izin dari yang
bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya
yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: “Dia sangat menyetujui
agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga
dikremasikan”. Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu
cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat izin dari pihak
keluarganya. izin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru
diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak
tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan
dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.
Otak Einstein yang
baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas
terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu
yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun
Penelitian pertama dipublikasikan pada tahun 1985. Para peneliti coba
menghitung sel saraf (neuron), dan sel penunjang (sel glia) di 4 bagian
otak Einstein. Area 9 di korteks cerebri kiri dan kanan, dan area 39 di
bagian korteks cerebri kiri dan kanan.
Area 9 merupakan bagian
otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Area
39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan
tugas kompleks lainnya. Rasio antara sel saraf (neuron) dan sel glia
otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal
dunia di usia 64 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding para
pembandingnya, terutama pada area 39 kiri. Pada area 39 kiri, otak
Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel
glia untuk setiap neuron otaknya.
Para peneliti berkesimpulan
bahwa jumlah sel glia per neuron yang lebih besar tersebut berarti bahwa
kebutuhan metabolik sel-sel saraf Einstein lebih tinggi. Hal ini yang
mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan
ketrampilan konseptual yang lebih baik.
Publikasi kedua
diterbitkan pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit
lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa, namun
memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang
diperkirakan berperan dalam fungsi berpikirnya yang lebih baik.
Penelitian yang lain membandingkan karakteristik lapisan luar otak
Einstein dengan 35 otak laki-laki yang lain (rata-rata usia 35 tahun).
Otak Einstein memiliki celah (yang disebut sulcus) yang berbeda dengan
otak yang lain di bagian parietal kanan dan kiri. Otak di bagian
parietal terutama berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini
diperkirakan memiliki peran yang penting kemampuan matematika dan
berpikir rasional. Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap
memiliki kontribusi yang besar terhadap kemampuan matematika dan
fisikanya yang menakjubkan.
Sejumlah tokoh ilmuwan, wartawan, dan
orang biasa ramai mengunjungi rumah sakit. Mereka hanya ingin dekat
dengan ”orang besar” untuk terakhir kalinya. Begitulah kisah yang
diutarakan Michael Paterniti, penulis yang banyak melakukan penelitian
tentang peristiwa kematian ”si genius” yang punya masalah bicara sampai
berusia 3 tahun itu. Einstein terus memiliki masalah berbicara saat di
sekolah dasar, dan masih tidak sepenuhnya fasih dalam berbahasa hingga
usia 9 tahun.
Dalam tulisannya Paterniti menyebutkan bahwa
kematian Einstein adalah kisah aneh yang melibatkan seorang genius,
otaknya dicuri seorang ilmuwan nakal dengan ide gilanya. Walau
belakangan disebutkan bahwa ide itu tidak begitu gila. ”Rasanya seperti
kematian nabi dan peristiwa ini sedikit gila,” kata Paterniti.
Harvey yang melakukan autopsi pada Einstein memindahkan otak manusia genius itu untuk dia periksa. Lalu ide gila Harvey muncul.
Setelah proses autopsi, kata Paterniti, dia tidak mengembalikan otak
tersebut ke dalam tengkorak Einstein. Malah Harvey menyimpannya di dalam
botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ tubuh).
Setelah itu Harvey dalam keadaan agak ragu pergi membawa botol tersebut.
Otak dari tokoh fisika terbesar Abad 20 ini diambil 7 jam setelah
kematiannya.
Einstein akhirnya dikremasi. Pengambilan dan
pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan. Sebab, pengambilannya
disebutsebut tanpa izin dari keluarga Einstein.Tapi Harvey mengatakan
bahwa anak Einstein yang bernama Hans Albert Einstein telah memberinya
izin mengambil otak ayahnya. Sisanya keluarga Einstein menyangkal hal
itu. Dalam biografi yang ditulis Ronald Clark (1971), Einstein
mengatakan sangat setuju jika otaknya dipakai sebagai objek riset.
Bahkan, Einstein meminta agar badannya dikremasi.
Namun apa yang
ditulis Clark mendapat tentangan dari keluarga Einstein. Pengambilan
otak tersebut belum mendapat izin dari pihak keluarga. Izin dari Hans
baru diberikan setelah pengambilan dilakukan. Ini pun disetujui jika
otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berkualitas tinggi. Otak Einstein
baru ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam
botol batu yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun.
Harvey tidak sedikit pun berniat menjualnya. Karena itu dia menyimpannya
dalam botol batu. Harvey menyebut sulit merawat otak yang diawetkan
ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam rekan-rekannya. Kemudian
Profesor Marion C Diamond, ahli anatomi otak dari Universitas
California, Berkeley, memiliki gagasan untuk melakukan penelitian
setelah melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat sebuah
majalah ilmu pengetahuan.
Diamond butuh waktu tiga tahun hanya
untuk membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi
Harvey hanya memberikan empat irisan kecil dari otak ”si genius” itu.
Diamond menghabiskan waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia
memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya.
Otak Einstein mirip dengan otak orang kebanyakan. Bedanya, otak Einstein
lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu.
Di bagian
sebelah kiri otak sang genius ini ditemukan lebih banyak sel glia untuk
setiap neuron (sel saraf) dibanding otak manusia normal. Faktor ini
mungkin menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas. Kendati begitu
Diamond tidak dapat memastikannya. Ada dua jenis sel dalam otak manusia.
Sel neuron, berfungsi untuk berpikir dan mengatur kerja syaraf, sel
glia (neuroglia) berfungsi menyediakan ”makanan” dan bertugas menunjang
kerja sel neuron.
Dari hasil penelitian pertama yang
dipublikasikan pada 1985 disebutkan, Diamond menghitung sel neuron dan
sel glia di empat bagian otak Einstein, yakni di Area 9 pada korteks
cerebri kiri dan kanan, dan Area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan
kanan. Area 9 adalah bagian otak yang berperan penting dalam
perencanaan, atensi, dan memori. Adapun Area 39 adalah bagian otak yang
berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya.
Kemudian rasio antara neuron dan sel glia otak Einstein dibandingkan
dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia pada usia 64 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan, rasio sel neuron dan sel glia otak Einstein
lebih kecil dibanding beberapa otak yang dibandingkan dengan otaknya,
terutama pada Area 39 kiri. Penjelasannya, pada area ini otak Einstein
memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk
setiap neuron otaknya. Dengan jumlah sel glia per neuron yang lebih
besar kebutuhan metabolis sel-sel saraf Einstein lebih tinggi.
Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan
berpikir dan keterampilan konseptual yang lebih baik. Lalu hasil
penelitian kedua yang dipublikasikan pada 1996 memperlihatkan bahwa otak
Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki
dewasa. Tapi otak Einstein memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi.
Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikir
Einstein lebih baik dibanding manusia biasa.
Penelitian lain juga
membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak
laki-laki lain (rata-rata berusia 35 tahun). Otak Einstein memiliki
celah (sulcus) yang berbeda dengan otak manusia biasa di bagian parietal
kanan dan kiri. Otak di bagian parietal—terutama—berperan dalam fungsi
luhur manusia. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting dalam
kemampuan matematika dan berpikir rasional. Struktur otak yang sangat
khusus ini dianggap memiliki kontribusi besar terhadap kemampuan
matematika dan fisika Einstein yang menakjubkan itu.
Padahal,
jika menelisik masa kecil Einstein dalam biografinya disebutkan bahwa
dia harus berjuang di sekolah. Selama sekolah Einstein selalu menolak
untuk memakai kaus kaki. Hal ini sudah menjadi rahasia umum. Kendati
begitu, Einstein tetap menunjukkan kegeniusannya sejak kecil. Saat
berusia 5 tahun, dia tertarik dengan kompas kantung milik ayahnya.
Einstein terpaku dengan jarum kompas dan bertanya-tanya apa yang
memberikannya kemampuan untuk selalu berayun ke arah yang benar.
Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang ”kosong” ini beraksi
terhadap jarum di kompas tersebut. Dia kemudian menjelaskan
pengalamannya dalam buku biografinya sebagai salah satu saat yang paling
menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik
sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat.
Albert Einstein adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang
luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori
relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika
kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan
Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek
fotolistrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
Setelah
teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh
dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya,
keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan
dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan
kecerdasan atau bahkan genius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling
dikenal di seluruh dunia. Pada tahun 1999, Einstein dinamakan “Tokoh
Abad Ini” oleh majalah Time. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam
fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan
sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein. Rumus Einstein yang paling
terkenal adalah E=mc².
The Casino Site | Lucky Club Live
BalasHapusLucky Club is the place luckyclub for all things your dreams come true, whether you are a gamer, a gambler, or a big poker player. Our site is proofing all your